Sabtu, 06 Agustus 2011

Cerita Pejalan



Ini ketika beberapa tahun lalu saya berada di suatu toko pizza, di jogja. Bukan untuk membeli pizza, hanya berbincang-bincang dengan kepala pagawai toko membicarakan proposal. Ketika itu saya menghadap kaca mengarah ke jalan sambil mencoba menjelaskan isi proposal. Tiba-tiba di trotoar ada seorang kakek yang penampilannya mencuri perhatian saya. Saya mulai tidak fokus, dan ingin segera keluar mengikuti kemana kakek itu pergi. Tetapi kepala pegawai toko pizza itu sedang asyik bertanya dan saya harus menjelaskan satu persatu. Akhirnya ketika saya pulang dan saya pikir saya sudah kehilangan jejak kakek itu, ternyata kakek itu berteduh di bawah pohon pinggir jalan. Saya menghampirinya, mulai berkenalan.



Ketika saya mulai berbincang dengan beliau, saya menangkap, dulu dia tidak seperti ini, karena saat beliau bercerita terlihat pengetahuan banyak sekali, seperti bukan orang biasa. Namun, beliau tidak mempunyai rumah, kerabatnya jauh, dan sepertinya sudah sibuk dengan urusan keluarganya masing-masing. Setelah beristirahat, beliau akan pergi ke gereja. Saya terdiam. Di usia senja berjalan sendirian tanpa keluarga. Sebelum saya meninggalkannya kembali sendirian, saya memberikan nomer ponsel saya, walau beliau tidak mempunyai ponsel saya harap ketika terjadi sesuatu, setidaknya ada wartel atau bisa meminjam ponsel seseorang untuk menghubungi saya. Walau saya tahu saya tidak bisa berbuat banyak, namun saya harap beliau bisa menghubungi saya. Saat itu saya masih sering teringat kakek itu, namun sampai sekarang beliau tidak menghubungi saya. Saya harap beliau baik-baik saja dan saya yakin Allah menjaganya.



Jogja, di tempat ini mungkin tidak selalu dengan keindahannya. Beberapa hari yang lalu, saya sempat mengunjungi festival kesenian jogja di benteng Vredeburg dan festival gamelan di Taman Budaya. Saya pulang belum terlalu larut sekitar pukul 21.30, pemandangan sudah lumayan sepi, lalu terlihat ada kakek nenek di depan emperan toko sedang minum teh dari gelas plastik, mereka berbincang layaknya sedang berada di rumah. Pada waktu saya kembali datang ke festival gamelan, saya berhenti di kejauhan ternyata masih ada kakek nenek itu, dan beberapa orang yang mungkin keluarga. Mereka tidur pepesan di sana dan sepertinya emperan toko itu memang “rumah” mereka. Malam sudah mulai larut dan saya tidak tahu harus berbuat apa. Perasaan campur aduk, mungkin boleh dibilang banyak ditemukan hal seperti ini di tempat lain, tapi saya pikir tidak di jogja. Disaat ada beberapa anak muda yang baru keluar jam 10 malam untuk menikmati gemerlapan dunia, di sisi lain ada orang-orang yang menahan dingin tidur di emperan toko. Mungkin memang seperti itu hidup, seperti dua sisi mata uang yang berkebalikan.



Namun semua dapat kembali pada ruang di dalam diri manusia, yaitu hati. Kemewahan tidak selalu menandakan hidup cerah dan bahagia jika hati tak pernah merasa cukup dan selalu ingin menjadi lebih dari pada orang lain. Dan miskin harta juga tidak menjamin sebuah kebahagiaan, dengan keadaan yang kurang manusia biasanya harus jatuh bangun untuk bertahan, namun karena hal tersebut tidak sedikit di antara mereka mempunyai hati yang kaya, mereka mempunyai ketahanan yang lebih kuat menjalani hidup. Hanya orang yang kaya hati yang dapat bertahan. Semoga Allah melindungi dan mempermudah jalan hidup mereka.



Jalanan mempunyai banyak cerita yang disimpan oleh pejalannya. Karena jalan tempat berbagi, maka dengan berhenti, mengambil ruang di pinggirnya maka kita bisa saling mencoba menilik sisi cerita pejalan satu sama lain. Walau jalanan terkadang membuat saya menginginkan sesuatu yang di tampilkan menarik, namun jalanan juga banyak membuat saya bercermin, membuat saya mulai mengerti akan hidup dan apa yang sudah diberikan Allah pada saya itu sudah lebih dari cukup. Dan dari sini saya bisa menarik kesimpulan lagi bahwa jalanan adalah—"rumah" bagi sebagian orang yang tidak mempunyai rumah.



*Tulisan ini hanya rancauan hati dan pikiran yang tiba-tiba muncul ketika saya menemukan orang-orang special di jalanan*


Pic: here

3 komentar:

Unknown mengatakan...

great post kak.. aku slalu menunggu tulisanmu berikutnya :D
lam kenal dari syifa ^^

Andy mengatakan...

Jalanan rumah bagi setiap mahluk hidup ciptaan Tuhan pada dasarnya
Dah aku follow blog kamu,gantian ya follow back blog saya

Andy mengatakan...

Jalanan rumah bagi setiap mahluk hidup ciptaan Tuhan pada dasarnya
Dah aku follow blog kamu,gantian ya follow back blog saya