Sabtu, 19 Mei 2012

disoriented


Menginginkan hal yang bukan untuk porsi saya. saya tidak pernah tahu seberapa baik dan besar porsi saya untuk itu. dulu saya sering merancau bukankah lebih baik saya merasakan bagaimana sebuah awal melewati jalan kecil yang lalu kemudian dengan sendirinya saya menyingkirkan hal-hal buruk yang saya temui dijalan hingga pada akhirnya saya menemukan jalan yang lebar, jalan yang sering saya bayang-bayangkan tanpa lubang tanpa hambatan, namun jalan bebas hambatanpun jika lengah disana bisa jadi membuat kita berhenti, berbalik, atau jatuh sama sekali tidak bisa melanjutkan perjalanan ketika lalai. 


Saya masih harus membuka jalan, kata ibu saya. saya menemukan jalan kecil yang entah itu bisa disebut jalan atau bukan. Seharusnya itu adalah jalan, tapi saya tidak pernah terfikir ternyata dijalan banyak sekali hal yang bisa membuat kita mengurungkan perjalanan, seolah tidak mengijinkan untuk laju, atau ada yang sengaja menusukkan duri untuk kepuasannya atau pelampiasan sendiri. 


saya menengok kebelakang, keinginan saya menemui cita-cita hati saya, berbentur dengan hal yang pernah saya katakan, bukankan memulai hal ini bisa membuat kita merasakan apa yang mereka rasakan, lalu dengan begitu kamu akan belajar menghargai. Didepan ada yang bilang pada saya “ cita-cita kamu harus fleksibel, jangan menjadi batu. Batu jika bertemu dengan batu akan pecah jadilah seperti air, ketika dia bertemu hambatan atau batu dia mencari jalan lain, bukan tidak mungkin kamu sedang dihindarkan dari hal yang tidak baik”.

Bagaimana saya tahu jalan saya baik atau tidak?? bagaimana jika batu yang saya temui itu ujian saya, bukankah air bisa mengikis batu sedikit demi sedikit.

Saya ingin ada di jalan ini, mencoba konsisten dengan keputusan saya, namun ada beberapa hal yang membuat saya urung karena berbeda dengan prinsip saya. idealisme saya. tapi ketika saya berbelok dan membuka jalan baru bukan tidak mungkin ada yang menghadang saya, sama seperti ini. tidak mudah.
Tapi bukankah manusia memang seperti itu, tidak akan pernah tahu. Bukankah selalu ada Dzat yang selalu ada untuk memohon petunjuk, yang selalu dekat, yang selalu akan memberi petunjuk jika kita mau memahami. 

pict by we<3it

NM

Sabtu, 28 April 2012

menyimpan senja


Menikmati hening, sama dengan menyuguhkan hal-hal yang memang harus direnungkan.

Ini bukan pertama kalinya saya duduk diam sendirian memandangi senja, tapi kemarin senja mempesona. Melipir sebentar, merasakan nafas sejenak, mengambil beberapa gambar untuk saya bawa pulang kemarin sepulang kerja. Saya bahagia ketika semesta masih berbaik hati menyuguhkan sesuatu yang  indah. 

 
Melihat anak-anak kecil bermain layang-layang dan mereka berjalan, saya tidak menyangka mereka mendatangi saya
“mba ngapain mba di sini?”
“ga ngapa-ngapain…”
“terus mba mau kemana?
“ga kemana-mana juga, cuma mau liat-liat aja”
“oooh….”
Akhirnya mereka kembali bermain lagi


And so annoying, I found my cheek drenched in tears. fiuh...
I realize that,  this life rotate like a roller coaster. I had been through, rounds of fun and now i found my self without a soul, felt really tired.
I feel disgusted with the circumstances that eventually led to a fake smile and sincerity.



I miss my self , I miss sincerity and the smile that is really for me.
I miss acceptance of people,
unconditionally.





With it’s ups & downs, fake & sincerity, cloudy & sunny, happy with laughs, sadness with tears. 

But, That is what life is like.
Keep your head to the sky and wipe your tears girl…
you’ll find happiness, in time..., when you letting all flow is…

-Nanda Mayank

photo by me


Minggu, 15 April 2012

believe



Tentang keceriaan dan kesepian yang datang kepada saya mengajarkan bahwa itulah jiwa yang harus seimbang.
 


Di mana kita menginjakan kaki dan di mana keinginan kadang terlalu tinggi, jiwa harus belajar memahami, tidak semua yang kita harapkan selalu akan muncul hanya beberapa cm di atas kepala, jika tidak apa atau siapa maka akan ada gantinya, dan tugas kita hanya percaya.


photo by mauli

Time flies…
And my soul learned
just believe...

 Langkah demi langkah, tidak melulu cepat melaju, butuh waktu.
Dan kita saling menuju, bukan begitu…

NM 

Senin, 02 April 2012

24


Telah menjalani angka 23, dengan awal surat ini…, 


surat dari mayank 22th. Ditulis penuh hati-hati pada harapan dan doa. Saya menjalani fase meninggalkan dan menjalani hal baru. Pertemuan dan perpisahaan pada teman dan tempat hingga sampai akhirnya di ujung, dan pada awal

pict weheartit
 
24. Saya fikir saya harus merubah diri saya dalam beberapa hal, mungkin yang pertama adalah belajar memaafkan apa yang telah terjadi di belakang. Beberapa kesalahan membentuk saya sekarang, saya akhirnya tahu kebenaran. Saya dipertemukan dengan beberapa orang dan kejadian pasti bukan untuk niat yang tidak baik. Tapi untuk belajar bahwa seringnya kebetulan bukan berarti akan berjodoh, kebetulan adalah untuk memahami semua waktu dan masa yang terjadi sudah terjadwal. Dengan siapa saya akan bertemu, mengulurkan tangan lalu tersenyum. Bukan bertemu orang yang salah lalu kita menyayanginya, tapi hidup adalah tentang pilihan, benar dan tidak. hidup adalah memilih jalan. Kepada siapa kita setia, kesalahan atau kebenaran. Dan kedua saya harus belajar banyak tentang mensyukuri. Harapan dan doa sebelum saya bicarakan pada-Nya, Dia sudah tahu apa yang saya butuhkan.


Happy birthday self . . .


Thank’s GOD. . . subhanallah, walhamdulillah...

Minggu, 01 April 2012

Menjelang Sore

Bersebelahan. Di kursi panjang. Di depan kita meja dari sebuah gerobak berisi penuh makanan. Di Angkringan. Sebelah stadion olahraga. Aku sengaja duduk di sebelahmu, karena satu hal. Aku tidak mau menatap matamu. No, no, alasan itu sok romantic, sebab yang tidak dipungkiri lagi karena memang cuma ada satu bangku. Ya, itu alasan tepatnya. Kita mengamati beberapa hal, dan mendiskusikan banyak hal. Yang teramati hanya stadion, tukang angkringan, dan makanan. Tapi yang kita diskusikan bisa sampai kemana-mana. Mulai game kesukaanmu, pekerjaanku hari ini, ikan sampai kucing yang kau pelihara, buku yang aku baca, dan protesan-protesan kamu tentang hidupku (fiuuuh..) tapi aku menerimamu dan segala protesanmu, aku suka itu.

Aku memesan kopi, mengambil nasi. Nasi kucing. Sama kayak kamu. Suara gelas dan sendok tukang angkringan saat membuat kopi menemani kita bicara. Kamu bilang, aku terlalu banyak berinteraksi di satu ruang dari pagi sampai malam, begadang, lupa makan, dan akan berakhir kata “sorry aku ga enak badan” setiap kamu mengajak berbincang sebentar. 

Aku bilang aku harus mengejar semuanya, karena aku berada diantara orang-orang yang berlari, tidak mungkin aku hanya diam diri. Tapi jika semua selesai, seperti sekarang aku juga bisa kan nangkring lagi di sini sama kamu? Aku menyeruput kopi dan kamu makan gorengan sambil tersenyum manggut-manggut.
Sambil mengambil gorengan satu lagi, kamu bilang kamu menemukan ular, saat kamu main ke sawah. Entah dari mana asalnya, kamu suka, kamu bawa pulang, kamu beri makan, kamu pelihara sampai sekarang. Aku berhenti makan. “ya, ya, ya kamu takut dan geli sama kelas reptile, kita ganti kelas pisces aja ya?” kamu bilang sambil ketawa-ketawa. “Besok aku bawain akuarium sama ikan koki, satu kuning, satu orange ya…buat kamu..” sambil mengambil gelas kopi, kamu menyeruput, dan tatapanmu seolah menanyakan “bagaimana? Kamu mau kan? Aku tahu kamu juga kesepian di kostan”. Sial. Kamu tau rencanaku buat beli akuarium dan pelihara ikan belum pernah kesampaian.

Aku meringis pertanda mau banget. “dasar wanita ini” kau selalu bilang begitu saat aku meringis dan mulai banyak bicara. Semakin sore, stadion semakin ramai, dan kita harus pulang. Aku harus menjamah laporan-laporan yang ditugaskan padaku dan kamu harus mencari makanan untuk reptilmu. Saatnya kita membayar makanan kita, hal yang sering ditanyakan beberapa orang saat aku dan kamu makan. “Siapa yang bayar??”. “Jelas kita”. “Caranya?” pertanyaan tambahan muncul. Mau makan di angkringan, lesehan atau bahkan restoran. Tentu untuk makananku, aku akan memberikan uangku dulu padanya, biar dia yang membayarnya, atau aku akan mengganti setelahnya. Aku bukan seseorang yang perlu dia tanggung. Untuk sekarang, dia cukup menanggung reptil dan ikan-ikannya saja. Iya kan… hehehe

Sengaja jalan kaki menikmati udara sore yang jarang dilalui bersama. Kamu memasukkan tangan ke saku jaketmu dan aku di sebelahmu menunjuk sana-sini seolah merancang sebuah kota sambil banyak bicara. Tiba-tiba lengan sikumu memanggil lenganku lalu menunjuk kecil ke arah guratan kuning langit senja. Kamu selalu tahu hal-hal yang bisa buat aku diam, ternganga-nganga. "Jalan itu masih panjang, dan yang kita tempuh baru beberapa langkah saja", katamu. “So… let me walk with you”, kataku. Kamu tersenyum mengulurkan tangan dan berkata “take my hand, I walk beside you, and I have so many things to see with you”.

Dulu pernah di pensiltanpawarna 2010 kangen aja…. : )

Minggu, 15 Januari 2012

Topeng


Berapa hari yang membuat saya menghabiskan waktu menikmati hidup, menata rumah, membersihkannya, membuat kue, menanam bunga, ke toko buku, kembali membacanya pagi hari dan di waktu-waktu luang saya. saya lebih banyak bertemu senja, melihat langit, kupu-kupu, lalu bermain dengan anak kecil. Menyenangkan.


Bahkan ketika saya menuliskan ini, apa yang sudah saya lakukan, saya tidak menyangka saya melakukan hal ini. terkadang saya tidak sadar apa yang saya lakukan begitu menyenangkan dan membahagiakan. Karena saya masih menyimpan cita-cita yang ingin saya dapatkan. Walaupun saya sudah berusaha melakukannya semua kembali ketika saya harus menunggu.


Tidak jarang saya harus memakai sepatu berhak tinggi jalan kesana-kemari dan berhadapan dengan orang atau hal yang sebenarnya telah mengecewakan saya, atau berhadapan dengan sesuatu yang baru yang mengesankan lalu hal itu terjadi begitu cepat. Ini bukan saya. saya ada di antara orang-orang yang mengerti apa yang dia mau, namun ternyata harus melakukan hal yang lain. Saya mempunyai wajah namun saya masih harus mencari topeng. 

Sebenarnya kamu inginkan sepatu yang nyaman bagimu , namun dunia menuntut kamu harus menggunakan sepatu yang mempunyai fashion, sepatu yang masuk peraturan, sepatu yang pantas.
Tapi hidup memang seperti itu, yang penting jangan berhenti, istirahat sejenak tidak apa.

*ini juga tulisan lama, baru sempat saya post.