Kamis, 28 April 2011

1/ Rindu


pic: disini

Untuk ibu saya yang selalu menggenggam tangan saya sampai sekarang ketika saya menyebrang jalan. Bukan untuk dirinya, tapi untuk saya. “hati-hati, pelan-pelan” katanya. Saya tersenyum…saya ganti menggenggam tangannya, menggandengnya. Saya ingin menggantikan menjaganya.

Kala itu, saya baru membaca sebuah buku. Saya ceritakan padanya, ibu lalu menelusuri cerita saya, sampai akhirnya ibu saya biarkan tertidur…saya sering melihat wajah ibu ketika tertidur, saya bisa melihatnya lekat-lekat. Rasanya ingin saya simpan hangatnya biar menguras semua rindu ketika saya jauh. Terimakasih selalu menerima air mata saya selama 23 tahun ini. Tidak kemana saya selalu membagi dengannya, terimakasih menerimanya dan menghangatkan saya.


Ibu pernah meminta maaf pada saya, tidak menjadi ibu yang baik, karena dulu saya sering bersama nenek. Ibu merasa tidak bisa merawat saya dengan baik. Ketika saya sakit ibu menangis dan berkata “jika ibu bisa menggantikan sakitmu sayang, ibu gantikan..” lalu mau ibu seperti apa lagi yang terbaik, ibu sudah menjadi yang terbaik untukku. Ibu yang diam-diam memberi kejutan bersama ayah, adik dan teman-teman saya ketika saya ulang tahun, ibu yang mengantarkan teh hangat pagi dikamar saya, membangunkan saya dengan kecupan, ibu yang menatapi saya lekat-lekat saat saya akan pergi yang menyembunyikan sedih di balik jari-jari yang menghapus air matanya. 

Kenapa saya selalu banyak menyimpan rajutan kata di hati saya, karna menulis untukmu ibu bumbunya airmata, rindu yang kadang tidak sanggup saya bendung. Kali ini untuk ibu terkasih, tersayang, milik saya, ayah, dan adik, yang selalu kami bagi kasih sayangnya bersama, saya sesenggukan sambil menulis dan menahan rindu yang luar biasa. Membayangkan ibu mungkin sedang bersama-sama anak-anak di sekolah, mungkin sekedar tertawa dan mengajari tentang sejarah. Saya bahagia menjadi putrinya. 

Tidak ada yang lebih saya rindukan selain ingin mencium tangannya, langsung memeluknya, mengecupnya. Tidak ada.
Saya sekarang sedang benar-benar rindu padanya. Rindu, membawa wajah yang selalu penuh kasih memeluk saya disini. 

[Tuhan jagalah ibuku, yang sayangnya tidak pernah mati, yang kasihnya menghidupi kami sampai kini]

 selusin surat yang akan bercerita
yang pertama ini, untuk ibu...
i love u ibuku paling cantik...
ibu idaman kami, 
ayah, saya, & titis

2 komentar:

Suciati Cristina mengatakan...

ah kamu mai :D jempolan tulisan buat ibunya.

semoga selalu bisa bahagiain ibu yah :)

Elsa mengatakan...

Ibu pasti banggaa...
Jika beliau bisa membaca surat ini
bisa kubayangkan, pasti dia memelukmu erat, sambil berdarai air mata dengan deras...
tak ada setitikpun ingin melepas.

aku yakin Beliau bahagia disana