Sesekali ketika termenung, saya menatap buket bunga yang saya bawa pulang dari pernikahan sahabat saya, saya memanggilnya Cece, walaupun nama itu jauh dari nama aslinya. Buket itu saya bawa setelah terbuang. Ada seseorang yang mendapatkan lalu melemparkannya sehingga rusak begitu saja. Lalu bunga-bunga tercecer dan yang masih utuh dipungut sebagian teman. Saya menatapi buket itu di sana, saya ambil. Karena sedari awal saya ingin buket itu. Bukan berarti saya menginginkan menjadi the next one. Tapi saya anggap itu adalah sebuah bagian penting yang dibawa sahabat saya ketika menikah. Saya mengambilnya dan memungut beberapa bunga dan menyusunnya kembali. Saya bawa pulang.