Senin, 04 Januari 2010

Pohon, Angin, dan Daun










Pohon

Orang-orang memanggil aku “POHON”
Karna aku sangat baik dalam menggambar pohon. Aku selalu menggunakan gambar pohon pada sisi kanan sebagai trademark pada semua lukisanku.
Aku telah berpacaran sebanyak 5 kali.
Ada satu wanita yang sangat aku cintai tapi aku tidak punya keberanian untuk mengatakannya. Dia tidak cantik. Dia sangat perduli dengan orang lain. Religius, tapi dia hanya wanita biasa saja. Aku menyukainya. Sangat menyukainya. Gayanya innocent dan apa adanya, kemandiriannya, kepandaiannya, dan kekuatannya.

Alasanku tidak mengajaknya kencan karena aku merasa dia sangat biasa dan tidak serasi untukku.
Aku takut jika kami bersama semua perasaan yang indah ini akan hilang.
Aku takut kalau gosip yang ada akan menyakitinya.
Aku merasa dia adalah sahabatku.
Aku akan memilikinya tiada batas tidak harus memberikan semuanya hanya untuk dia.
Alasan yang terakhir membuat dia menemaniku dalam berbagai pergumulan selama 3 tahun ini. Dia tau aku mengejar gadis-gadis lain dan aku telah membuatnya menangis selama 3 tahun.
Ketika aku menggandeng tangan pacarku yang ke-2, terlihat olehnya. Dia hanya tersenyum dengan berwajah merah, setelah itu pergi meninggalkan kami.
Esoknya matanya merah setelah itu pergi meninggalkan kami
Esoknya matanya bengkak dan merah aku sengaja tidak mau memikirkan apa yang menyebabkannya menagis , tapi aku tertawa, bercanda dengannya seharian diruang itu.
Disudut ruang itu dia menangis. Dia tidak tau bahwa aku kembali untuk mengambil sesuatu yang tertinggal. Hampir 1 jam kulihat dia menangis disana.





Pacarku yang ke-4 tidak menyukainya. Pernah sekali mereka berdua perang dingin. Aku tau bukan sifatnya untuk memulai perang dingin. Tapi aku masih tetap bersama pacaraku. Aku berteriak padanya dan matanya penuh dengan air mata sedih dan kaget.
Aku tidak memikirkan perasaanya dan pergi meninggalkannya bersama pacarku. Esoknya masih tertawa dan bercanda denganku seperti tidak ada yang terjadi sebelumnya. Aku tau dia sangat sedih dan kecewa tapi dia tidak tau bahwa sakit hatiku sama buruknya dengan dia

Aku juga sedih

Ketika aku putus dengan pacarku yang ke-5 aku mengajaknya pergi. Setelah kencan satu hari itu, aku mengatakan bahwa ada sesuatu yang ingin kukatakan padanya. Dia mengatakan bahwa kebetulan sekali dia juga ingin mengatakan sesuatu padaku.

Aku cerita tentang putusnya aku dengan pacarku
Dia berkata bahwa dia sedang memulai suatu hubungan dengan seseorang.
Aku tau pria itu, dia sering mengejarnya selama ini. Pria yang baik, penuh energi, dan menarik.

Aku tidak bisa memperlihatkan betapa sakit hatiku. Aku hanya tersenyum dan mengucapkan selamat padanya. Ketika sampai dirimah, sakit hatiku bertambah kuat dan aku tidak dapat menahannya. Seperti ada batu yang besar didadaku. Aku tidak bisa bernafas dan ingin berteriak namun apa daya....

Air mataku mengalir tak terasa aku menangis karenanya.
Sudah sering aku melihatnya menangis untuk pria yang mengacuhkan kehadirannya.

Handphone ku bergetar, ternyata ada sms masuk, SMS itu dikirim 10 hari yang lalu ketika aku sedih dan menangis...
SMS itu berbunyi , ” DAUN terbang karena ANGIN bertiup atau karena POHON tidak memintanya untuk tinggal?”

Daun
Aku suka mengoleksi daun-daun, kenapa? Karena aku merasa bahwa daun untuk meninggalkan pohon yang selama ini ditinggali membutuhkan banyak kekuatan.
Selama 3 tahun aku dekat dengan seorang pria , bukan sebagai pacar tapi ”sahabat”. Tapi ketika dia mempunyai pacar untuk pertama kalinya, aku mempelajari sebuah perasaan yang belum pernah aku pelajari sebelumnya-cemburu-
Mereka hanya bersama selama 2 bulan. Ketika mereka putus, aku menyembunyikan perasaan yang luar biasa gembiranya. Tapi sebulan kemudian dia bersama seorang gadis lagi.
Aku menyukainya dan aku tau bahwa dia juga menyukaiku, tapi mengapa dia tidak mau mengatakannya? Jika dia mencintaiku, mengapa dia tidak memulainya dahulu untuk melangkah?
Ketika dia punya pacar baru lagi, hatiku sedih. Waktu berjalan dan berjalan, hatiku sedih dan kecewa aku mulai mengira bahwa ini adalah cinta bertepuk sebelah tangan. Tapi mengapa dia memperlakukanku lebih dari sekedar seorang teman? Menyukai seseorang sangat menyusahkan hati. Aku tau kesukaannya, kebiasaannya.
Tapi perasaannya kepadaku tidak pernah bisa diketahui. Kau mengharapkan seorang wanita mengatakannya bukan? Diluar itu, aku mau tetap di sampingnya, memberinya perhatian, menemani, dan mencintainya. Berharap suatu hari nanti dia akan datang dan mencintaiku.
Hal itu seperti menunggu teleponnya tiap malam, mengharapkan mengirim SMS. Aku tau sesibuk apapun dia pasti meluangkan waktunya.
Tiga tahun cukup berat untuk kulalui dan aku menyerah. Kadang aku berfikir untuk tetap menunggu . Dilema yang menemaniku selama 3 tahun ini. Akhir tahun ke-3, seseorang pria mengejarku. Setiap hari dia mengejarku tanpa lelah.
Segala daya upaya telah dia lakukan walau sering kali aa penolakan dariku.
Aku berfikir, apakah aku ingin memberinya ruang kecil dihatiku untuknya?
Dia seperti angin yang hangat dan lembut, mencoba meniup daun untuk terbang dari pohon.
Akhirnya aku sadar bahwa aku ingin memberi angin ini ruang yang kecil di hatiku.
Aku tau angin akan membawa pergi daun yang lusuh jauh dan ke tempat yang lebih baik.
Akhirnya aku meninggalkan pohon. Pohon hanya tersenyum dan tidak memintaku untuk tinggal.
Aku sangat sedih memandangnya tersenyum ke arahku.
” DAUN terbang karena ANGIN bertiup atau karena POHON tidak memintanya untuk tinggal?”

Angin
Aku menyukai seorang gadis bernama Daun.
Karena dia sangat bergantung pada pohon, aku harus menjadi Angin yang kuat.
Angin akan meniup Dan terbang jauh.
Pertama kalinya, aku melihat seseorang memperhatikan kami.
Ketika itu, dia selalu duduk disana sendirian atau dengan teman-temannya memperhatikan pohon. Ketika pohon melihat kearah daun, ada senyum dimatanya.
Memperhatikannya menjai kebiasaanku. Seperti Daun yang suka melihat Pohon.
Satu hari saja tak kulhat dia, aku merasa sangat kehilangan.
Disudut ruang itu, kulihat pohon sedang memperhatikan daun.
Air mengalir dimata daun ketika pohon pergi. Esoknya kulihat Daun ditempatnya yang biasa sedang memperhatikan pohon. Aku melangkah dan tersenyum padanya. Kuambil secarik kertas, kutulis dan kuberikan padanya.
Dia sangat kaget. Dia melihat kearahku, tersenyum dan menerima kertas dariku.
Esoknya, ia datang menghampiriku memberikan kertas itu.
Hati daun sangat kuat dan angin tidak bisa meniupnya pergi, hal itu karena Daun tidak mau meninggalkan pohon. Aku melihat kearahnya. Kuhampiri dengan kata-kata itu.
Sangat pelan dia mulai membuka dirinya dan menerima kehadiranku an teleponku. Aku tau orang yang ia cintai bukan aku tapi aku akan berusaha agar suatu hari dia menyukaiku.
Selama 4 bulan, aku telah mengucapkan kata cinta tidak kurang dari 20 kali kepadanya. Hampir tiap kali dia mengalihkan pembicaraan, tapi aku tidak menyerah. Keputusanku bulat. Aku ingin memilikinya dan berharap dia akan menjadi pacarku. Aku bertanya” apa yang kau lakukan?Kenapa kau tidak pernah membalas?”
” Mengapa kau membisu?” Dia berkata, ” Aku menengadahkan kepalaku..”
”Ah?” Aku tidak percaya dengan apa yang aku dengar....” Aku menengadahkan kepalaku..” dia berteriak...
Kuletakkan telepon...melompat..berlari seribu langkah kerumahnya..dia membuka pintu bagiku.
” DAUN terbang karena ANGIN bertiup atau karena POHON tidak memintanya untuk tinggal??”
By:(anonymous)
Seandainya pohon meminta daun untuk tinggal apa dia bisa memberikan tempat yang lebih baik dari pada angin?
[apa yang kita anggap baik, memang belum tentu baik untuk kita]
I luv the story


2 komentar:

Pohonku Sepi Sendiri mengatakan...

yup, aku juga pernah membaca cerita ini mai.. dulu sekali entah dimana aku lupa.. dan pada saat itu langsung aku tercekat, belum dengan air mata.. baru sesudahnya..

mayank mengatakan...

hayooo...tersentuuh ya...
kamu mellow juga yaah..
hehehehehee